Rabu, 23 Oktober 2019

Demokrasi di Tanah Papua | Tugas Ilmu Sosial Dasar


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Pertama  tama saya ingin berterima kasih karena sudah mau meluangkan waktu sejenak untuk mampir dan membaca artikel pada blog ini. Pada artikel ini saya akan membahas tentang permasalahan sosial yang berkaitan tentang demokrasi yang terjadi beberapa bulan yang lalu di tanah papua. Maka dari itu izinkan saya untuk menyampaikan sebuah opini dan pendapat dari diri saya agar teman teman bisa tahu permasalahan ini dan solusi dari permasalahan tersebut.

Bagaimana awal mula kasus bendera dan diskriminasi ras?

15 Agusus 2019, sejumlah pejabat dan personel Satpol PP Kecamatan Tambaksari datang ke pondokan mahasiswa Papua yang kerap disebut Asrama Kamasan. Mereka datang bersama personel Koramil dan Polsekta Tambaksari.  Dalam video yang saya lihat, camat tambaksari ingin melakukan pemasangan bendera sendiri daripada ormas ormas lainnya. dan anggota satpol pp pun masuk untuk menancapkan tiang bendera di depan asrama mahasiswa papua tersebut.

             Awal mula kejadian pada hari ini. pada tanggal 16 Agustus 2019, Sekelompok pejabat dari kecamatan datang ke asrama mahasiswa untuk meninjau pemasangan bendera. Dan salah seorang pejabat mengklaim bahwa tiang yang sebelumnya sudah ditancapkan telah berpindah tempat. Mahasiswa juga menambahkan bahwa pihak yang melakukan pengecoran terhadap tiang bendera tersebut adalah anggota satpol pp serta polisi dan dibantu oleh beberapa aparat tentara yang tak berseragam.
Kejadian pun terjadi. Pada sore hari pejabat kecamatan dan beberapa anggota kepolisian kembali datang ke asrama Kamasan karena tiang yang mereka pasang bengkok ke arah tanah hingga menyentuh got.
foto bendera dalam got yang di terima oleh warga setempat
           Setelah kejadian itu salah seorang aparat TNI dan satpol pp beserta ormas lainnya mencoba memasuki asrama dengan cara mendobrak pagar dan diikuti aparat lainnya yang sebenarnya pihak mahsiswa pun tidak tahu menahu persoalan bendera jatuh ke dalam got. yang mereka tahu mereka tidak pernah menjatuhkan bendera merah putih kedalam got. dan pada tanggal 17 agustus tepat pada HUT NKRI yang ke 74, aparat beserta warga sipil yang mengenakan seragam pun mengepung asrama kamasan. dan sejumlah kata & kalimat rasial pun terdengar. Beberapa penghuni terlihat keluar dari asrama kamasan.
        
          Demonstrasi di bumi cendrawasih pun dimulai. Masyarakat papua yang meminta keadilan  karena kasus rasialisme yang di derita masyarakat papua. Demonstrasi di bumi cendrawasih ini berakibat ricuh dan membuat kerugian masyarakat sebesar 20 miliar rupiah. 6000 BKO TNI & POLRI (pengamanan papua). Polisi sangat mendukung dan ikut turun tangan untuk mengamankan kegiatan demonstran ini untuk mengamankan masyarakat. Pada tanggal 27 Agustus, Gubernur Papua Lukas Enembe mengunjungi gedung para mahasiswa Papua di Surabaya. Akan tetapi, ia langsung ditolak oleh mereka, yang sebelumnya telah menolak semua pengunjung dengan memasang spanduk bertuliskan 'Siapapun yang datang kami tolak'. Kericuhan kembali terjadi di Bumi Cenderawasih, kali ini di Kota Wamena, Kota Jayapura Provinsi Papua. Pembakaran dan suara tembakan beruntun terdengar di sana. Berdasarkan kronologi yang terhimpun, kekacauan ini dipicu hoaks yang beredar di masyarakat pada minggu sebelumnya. Hoaks itu menyebut ada seorang guru yang mengeluarkan kata-kata rasis kepada muridnya, sehingga memicu kemarahan sejumlah warga. Untuk menunjukkan solidaritas melawan ujaran berbau rasis yang beredar, sekumpulan siswa SMA PGRI dan masyarakat kurang lebih berjumlah 200 orang berjalan menuju sebuah sekolah di Wamena, Senin (23/9/2019) pukul 09.00 waktu setempat.

Kesimpulan

       Menurut sudut pandang dan opini saya, hal atau masalah yang mungkin terdengar tidak begitu besar dan sekiranya bisa diselesaikan dengan cara baik baik bisa menjadi besar yang mengakibatkan salah satu orang tidak diterima jika melihat informasi secara sebelah mata dan percaya pada berita yang tidak jelas sumbernya dari pihak mana. maka dari itu kesimpulan yang dapat ditarik dari permasalahan diatas sebaiknya kita hidup di jaman yang serba digital ini mau mendengar atau membaca berita informasi baik itu dari TV, medsos atau dari mulut ke mulut. dan mau mencari tahu sumber informasi tersebut.

        karena jika kejadian diatas yang sudah membawa kata atau kalimat yang menyinggung masyarakat papua, maka lambat laun pun tanah papua mendeklarasikan kemerdekaan nya dan menyatakan pisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. sudah waktu nya kita sadar akan lingkungan, mau peduli dan menghargai dengan orang sekitar tanpa melihat asal suku, agama maupun kasta mereka.

       mungkin cukup sekian tulisan ini saya akhiri. mohon maaf yang sebesar besar nya jika terdapat salah kata maupun kalimat karena ini hanya sebagai opini dan pendapat menurut pandangan dari diri saya pribadi. dan terimakasih bagi pembaca yang sudah mau meluangkan waktu nya untuk mau membaca blog ini.

Terima kasih semuanyaa.


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Pengantar Web Science ( SDLC Dan CIA Triad )

1.   Apa yg dimaksud dengan SDLC pada perancangan sistem?             System Development Life Cycle (SDLC) merupakan proses suatu penentuan ...